Alibaba dan 40 Penyamun

Suatu hari, ketika Alibaba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia
melihat segerombol penyamun yang berkuda. Alibaba segera bersembunyi
karena takut jika ia terlihat, ia akan dibunuh. Dari tempat
persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun yang sedang sibuk
menurunkan harta rampokannya dari kuda mereka. Kepala penyamun tiba-tiba
berteriak, "Alakazam ! Buka…..". Pintu gua yang ada di depan mereka
terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan seluruh
harta rampokan mereka. "Alakazam ! tutup… " teriak kepala penyamun,
pintu gua pun tertutup.
Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari
tempat sembunyinya. Ia mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan
kepala penyamun tadi. "Alakazam! Buka….." pintu gua yang terbuat dari
batu itu terbuka. "Wah… Hebat!" teriak Alibaba sambil terpana sebentar
karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung. "Gunungan
harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi, dan aku
akan membantu tetanggaku yang kesusahan". Setelah mengarungkan harta dan
emas tersebut, Alibaba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu
gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Alibaba.
Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya.
"Uang ini sangat banyak… bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang
yang kesusahan.." ujar istri Alibaba. Karena terlalu banyak, uang emas
tersebut tidak dapat dihitung Alibaba dan istrinya. Akhirnya mereka
sepakat untuk meminjam kendi sebagai timbangan uang emas kepada
saudaranya, Kasim. Istri Alibaba segera pergi meminjam kendi kepada
istri Kasim. Istri Kasim, seorang yang pencuriga, sehingga ketika ia
memberikan kendinya, ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar
kendi.
Keesokannnya, setelah kendi dikembalikan, ternyata di dasar kendi ada
sesuatu yang berkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan
memberitahu suaminya bahwa di dasar kendi ada uang emas yang melekat.
Kasim segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut.
Setelah semuanya diceritakan Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya
untuk mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan membawa
20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak "Alakazam !
Buka…", pintu batu gua bergerak terbuka. Kasim segera masuk dan langsung
mengarungkan emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-banyaknya.
Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantra untuk membuka pintu, ia
berteriak apa saja dan mulai ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak,
Kasim merasa lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah berada
di luar, mereka sama-sama terkejut. "Hei maling! Tangkap dia, bunuh!"
teriak kepala penyamun. "Tolong… saya jangan dibunuh", mohon Kasim. Para
penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada Kasim. Ia segera
dibunuh.
Istri Kasim yang menunggu dirumah mulai kuatir karena sudah seharian
Kasim tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk
menyusul saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta. Disana
ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah terpotong.
Setibanya dirumah, istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Untuk membantu
kakak iparnya itu Alibaba memberikan sekantung uang emas kepadanya.
Istri Kasim segera berhenti menangis dan tersenyum, ia sudah lupa akan
nasib suaminya yang malang. Alibaba membawa tubuh Kasim ke tukang sepatu
untuk menjahitnya kembali seperti semula. Setelah selesai, Alibaba
memberikan upah beberapa uang emas.
Dilain tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat
Kasim sudah tidak ada lagi. "Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang
tahu tentang rahasia gua ini, ayo kita cari dan bunuh dia!" kata sang
kepala penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. Ketika
bertemu dengan seorang tukang sepatu, mereka bertanya,"Apakah
akhir-akhir ini ada orang yang kaya mendadak ?". "Akulah orang itu,
karena setelah menjahit mayat yang terpotong, aku menjadi orang kaya".
"Apa! Mayat! Siapa yang memintamu melakukan itu?" Tanya mereka. "Tolong
antarkan kami padanya!". Setelah menerima uang dari penyamun, tukang
sepatu mengantar mereka ke rumah Alibaba. Si penyamun segera memberi
tanda silang dipintu rumah Alibaba. "Aku akan melaporkan pada ketua, dan
nanti malam kami akan datang untuk membunuhnya," kata si penyamun.
Tetangga Alibaba, Morijana yang baru pulang berbelanja melihat dan
mendengar percakapan para penyamun.
Malam harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar
menjadi seorang pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk
menginap sehari dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya
masuk dan memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si
kepala penyamun. Morijana, tetangga Alibaba yang sedang berada diluar
rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras
bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide,
dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk
menari. Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian,
Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja
diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba.
Alibaba dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya,
Morijana membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah
dilihat dan didengarnya. "Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa
kami, terima kasih". Setelah semuanya berlalu, Alibaba membagikan uang
peninggalan para penyamun kepada orang-orang miskin dan yang sangat
memerlukannya.
[ Sumber : http://suksesnomor1.tk/syam6597 ]
[ Sumber : http://suksesnomor1.tk/syam6597 ]